Rabu, 15 Mei 2013

GONDRONG ISME


Gondrong atau dalam bahasa inggrisnya Long Hair kerap di pandang oleh kebanyakan orang-kalau tidak mau disebut dominan- di negeri ini tanpa mengkesampingkan gender, usia, status sosial, dimensi tempat,waktu dan situasi di stigmakan ke makna stereotipe yg negatif mulai di asosiasikan terhadap perilaku, tindakan atau bahkan sampai ke keadaan yang bernuansa buruk seperti preman/premanisme, kriminal, apatis, brutal dan masih banyak sebutan berkonotasikan negatif lainnya... hadegghhh...padahal skrg udah tahun 2013 lho (emang apa hubungannya?hihihihi), dan tahun depan tahun 2014 (hampir dilempar bedug karena nambah jadi penyimpangannya)..

Walaupun sense of humor dari kata-kata yg ajaib, fenomenal, fantastik, bombastik, spekhtakuler...dan gak penting diatas itu gk ada korelasinya dgn tema, tapi saya sebagai makhluk yang diberi kemampuan akal dan pikiran berusaha untuk mencoba menghubungkan (silaturahmi) antara satu hal dengan hal lain padahal hal kuadrat tersebut mungkin masih belum saling mengenal satu sama lain tetapi adalah hal yg niscaya apabila ada titik pertemuan dari segala perbedaan yang dimunculkan (halagh makin besar aja standar deviasinya nih..sampai melebihi ambang batas toleransi..hihihi sampai ibu-ibu PKK mau ngulek sambel dimuka ane nih), jadi di tahun 2013 yang bisa di artikan sudah kurang lebih satu dekade berjalannya transisi era peralihan dari orde baru ke era reformasi yang nota bene-nya mengusung jargon kebebasan dalam multi dimensi, salah satunya kebebasan berekspresi (tentunya yang positif lho-bertanggung jawab) yang coba saya hubungkan juga terhadap kebebasan berekspresi dalam hal pemilihan bergaya (style) yang di anut..

lalu aliran gaya  apa aja yg bebas dianut di era reformasi ini dalam konteks gaya rambut???...Yap!!! salah satu aliran/penganut yang dibebaskan untuk dipilih adalah bergondrong ria alias berambut agak panjang atau panjang bahkan panjang sekaleeeee, dengan variasi jenis/type-nya...ada yang lurus banget (mungkin suka nelen linggis,makanya lurus), ada yang bergelombang (mungkin tanpa disadari type rambut ini mempunyai karakter seperti ombak di pantai, suka bergulung-gulung di pasir gak jelas..hahahaha), ada juga jenis keriwil/kribo (nah klo yang ini mungkin lebih di amelioratifkan dengan type yang dinamis, konsisten, tapi abstrak, tapi kalo pujian temen yang kasian sih ditolong dengan menyebutnya rambut water proof atau kedap air..hihihi), belum lagi dengan sebutan-sebutan gaul (atau mungkin julukan yang menggelitik???) seperti GonDes (Gondrong Deso), GonJes (Gondrong gak Jelas), Gogon (gondrong se-uprit???), Gugun Gondrong (klo ini mah nama orang,hehehe), bahkan saya sendiri pun sudah menciptakan sendiri variasi julukan bagi yang berambut gondrong, yaitu Goal yang berarti gondrong intelektual (sempet punya niat untuk mematenkan lho...tap ketika ane nyari  info gmn dan kemana prosedur untuk mematenkannya ke mas-mas yang bergaya mbak-mbak dengan tangannya yg penuh karat, doi malah bilang dengan penuh kemantapan...Rempong deh yey!!! Hampir aja ane timbul niat mo ikut kerja bakti nyari jarum di tumpukan jerami untuk menetralisir shocknya ane akibat efeck jawaban doi).

saya sendiri menciptakan julukan itu berdasarkan/terilhami dari gaya mahasiswa yang berambut gondrong (Alhamdulillah ane juga termasuk dalam kategori ini), Mahasiswa merupakan makhluk yang cukup disegani didunia persilatan dan aerobik (hahaha,ngawur) karena mereka mempunyai daya intelektual  yang berbeda kalau dibandingkan dengan makhluk alien, jadi dari situ, setelah saya telaah sambil gosok gigi bersiul-siul (hebatkan? Terinspirasi kesaktian kakeknya temen ane, sikat gigi sambil nyiul2, giginya dilepas trs disikat sambil nyiul2 tanpa berdosa), mandi nyebur langsung di bak tanpa basah sedikitpun bukan karena sakti, tapi bak nya kering gk ada air! Akhirnya dengan mengkombinasikan kedua fakta tersebut yaitu mahasiswa berambut gondrong, mahasiswa sebagai makhluk intelektual, dengan menggabungkan dua klausa terikat tersebut maka jreeeengggg (musik horor untuk film romantis) akhirnya terciptalah sebutan “Goal” (serentak secara nasional, motong kerbau tapi bukan syukuran karena berhasil di ciptakan sebutan Goal, tapi karena mo nyambut lebaran haji!)

Setelah sekian banyak dan lama penjelasan yang amburadul (tapi yang penting essesnsinya bisa ditangkap) yang kalo dikonversi ke dunia persilatan setara dengan 7 purnama perjalanan berkuda, saya hanya ingin berusaha meng-advokasi (hehehe,lebay deh) para mahasiswa yang berkeinginan atau bahkan yang sudah “terjebak” nyaman dengan gaya rambut gondrongnya bahwa gondrong itu gak dosa kok, yang dosa itu kalau terprovokasi promo iklan “beli satu, gratis dua” yang dua nyolong maksudnya!, atau yang agak bego ‘beli yang kanan dapat yang kiri’ untuk barang yang sepasang dengan di iming-imingi diskon (kalo itu dosa kenapa sih bego?) artinya saya ingin memberikan persepsi bahwa antara baik buruknya, jahat tidaknya seseorang tidak bijak kalo di ukur dari gaya fisiknya...don’t judge a book from the cover” bagi yang susah mengartikan bahasa asing tersebut saya bantu dengan mengartikannya, kira-kira artinya jangan membaca buku di dalam koper, gak baik untuk pernafasan!!! Kalau masih belum bisa nangkap juga maknanya, ada baiknya anda periksa telinga anda mungkin upil dihidung anda kehilangan arah sehingga tersesat didalam kuping dan menyumbatnya...hahahaha.

Saya justru berpikir dari sudut pandang saya bahwa alangkah lebih baiknya berpikiran positif (husnudzon) terhadap gaya seseorang_tentunya tak terkecuali yang menganut gondrongisme_bahwa mungkin dengan itu dia ingin memperkuat identitas dirinya, lebih bisa mempertegas eksistensi dirinya dan pada akhirnya yang lebih penting dari semua itu adalah dia bisa lebih percaya diri untuk bisa mengeksplorasi dan mengeluarkan seluruh potensi positif dalam dirinya yang bermanfaat baik untuk dirinya dan lingkungan sekitarnya. Menurut saya, sudut pandang seperti itu lebih bijak karena bisa  memisahkan antara dua hal yaitu fisik dan perilaku, karena kedua hal tersebut yaitu fisik dan perilaku  tidak saling berkaitan secara signifikan dalam hal pembentukan personality yang sampai men-judge pribadi seseorang baik atau jahat, adapaun tentang pemilihan gaya itu lebih tepatnya  sebuah pilihan selera saja

sebagai perbandingan tidak sedikit penjahat-penjahat yang menimbulkan bahaya laten berambut tidak gondrong bahkan rapih seperti penjahat KKN yang notabene-nya kebanyakan kalangan pejabat (KKN bukan dalam arti Kentut Kan Normal lho, tapi Korupsi Kolusi Nepotisme walaupun sama dampak bahaya tersembunyinya kalau kentut habis makan ubi yang sebelumnya udah ditahan sampai lamanya air mendidih dimasak dengan korek api yang berjarak 1 kilo dengan pancinya terus dikeluarkan di dalam ruangan kecil tak berventilasi dengan bunyinya yang mirip seperti mengisyaratkan peringatan bahwa adek bayi  sedang tidur...ssssshhhhhtt...adek bayi lgi bobok,jangan cerewet!). kalaupun ada manusia yang berambut gondrong yang melakukan tindak yang merugikan diri sendiri dan diluar dirinya hal tersebut disebabkan oleh adanya niat dan kesempatan semata bukan karena kegondrongannya, kalaupun bagi yang masih memaksa ada hubungannya ya itu karena dia memanfaatkan tampilan gondrongnya yang dia tau dengan itu dia lebih percaya diri dan merasa lebih hebat dan pengaruh pysikologi bahwa apabila orang yang sudah ketakutan akan merasa inferior seingga mudah di kalahkan pysikologinya dalam konteks orang yang gondrong memanfaatkan stigma orang yang berpikiran gondrong itu brutal dan ada alasan untuk ditakuti sehingga dia bisa sukses mengintimidasi untuk tujuan yang tidak baik terhadap orang-orang yang berpikiran demikian. Banyak pula manusia berambut gondrong mempunyai dimensi yang positif yang mempunyai karya-karya dan pengaruh yang positif terhadap lingkungannya, dengan ciri khas dia yang berambut gondrong dia mempunyai strategi supaya eksistensi dan keciri khasannya merupakan suatu sarana penting agar tujuan positifnya bisa tercapai karena cenderung orang akan mau mendengarkan dan lebih akrab ketika dia gampang dikenali secara utuh dan tidak gampang dilupakan karena mempunyai ciri khas tersendiri. Dalam bahasa sederhananya hal itu merupakan cara efektif dalam bergaul!!! Dari dua sudut pandang perbandingan yang telah dipaparkan, saya hanya (menekankan) bahwa perlu adanya perubahan paradigma secara bijaksana dalam menyikapi streotipe yang negatif terhadap manusia berambut gondrong dalam konteks sudah sampai meyamakan antara gaya fisik dengan perilaku kepribadiannya. Untuk yang berambut Gondrong, jangan berkecil hati apalagi sampai merasa sebagai orang yang paling miskin didunia (kumat deh ngawurnya?), tetap semangat maju kedepan (asal jangan bibirnya ya), katakan yang gondrong itu benar, yang salah itu salah karena baik atau tidak itu adalah perspektif, tapi kalau benar itu adalah mutlak atau gondrong!!! Yang penting tau alasan kenapa gondrong dan bisa mempertanggungjawabkan alasan dan mengimplementasikan alasan tersebut ke jalan yang benar dengan baik sehingga stigma positif terhadap si “gondrong” pun adalah suatu keniscayaan sehingga tidak perlu adanya pelarangan-pelarangan dengan alasan yang tidak jelas dan dangkal serta terkesan memaksakan yang mendiskreditkan people Gondrong.

Oya di akhir tulisan berisi uneg-uneg saya ini, saya ingin meneriakkan yel-yel penyemangat buat pemilik rambut gondrong...yel-yel yang berhasil saya ciptakan dan gk perlu saya patenkan adalah...”MAJU RAMBUT, PANTANG CEMBERUT!!!” (dengan diringi suara kentongan para petugas ronda yang memukul tiang listrik sebanyak 4 kali yang menandakan bahwa sudah jam 4 dini hari, seketika itupun suasana hening, jangkrik-jangkrik berhenti berkokok, ayampun mulai menggeliat bingung kenapa jangkrik bisa berkokok? Tetapi pagi itu si Gondrong bertekad untuk menebarkan segala kebaikan yang ada pada dirinya ke semua semesta sehingga duniapun akan tersenyum kepadanya...Gondrong ripah loh jinawi...)
Bagaimana persepsi anda?  



Gondrong bahagiahahahaha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar